Sejak diturunkan, Al-Qur’an senantiasa
menjadi rujukan utama umat Islam dalam mengarungi bahtera kehidupan. Di
hati mereka, Al-Qur’an adalah cahaya penerang jalan hidup menuju ridla
Allah. Kenyataan ini dibuktikan oleh antusiasme umat Islam untuk
menghafalnya. Atau, minimal membaca dan merenungi maknanya setiap saat.
Rasulullah saw selalu mengajak para
sahabat untuk menghafal Al-Qur’an agar hati mereka tidak kosong dari
ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas
beliau bersabda, “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.”
Perhatian yang tinggi terhadap
keistimewaan menghafal Al-Qur’an ditunjukkan saat Rasulullah menetapkan
laki-laki muda sebagai ketua rombongan karena hafal beberapa surat dan
surat Al-Baqarah, kemudian salah seorang yang terhormat di antara mereka
berkata, “Demi Allah aku tidak mempelajari dan menghafal surat
Al-Baqarah karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya.”
Mendengar komentar itu Rasulullah saw bersabda, “Pelajarilah
Al-Qur’an dan bacalah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan membacanya adalah seperti tempat air penuh dengan minyak
wangi misik, harumnya menyebar ke mana-mana. Dan barang siapa yang
mempelajarinya kemudian ia tidur dan di dalam hatinya terdapat hafalan
Al-Qur’an adalah seperti tempat air yang tertutup dan berisi minyak
wangi misik.” (HR Tirmidzi)
Subhanallâh. Betapa kaya hati orang para
penghafal Al-Qur’an. Betapa mulia mereka. Tubuh dan jiwa mereka
senantiasa menebarkan bau surga bagi lingkungan sekitarnya. Pastilah
bahwa mereka adalah orang-orang suci yang selalu dipelihara Allah.
Pendek kata, penghafal Al-Qur’an senantiasa mendapatkan tempat terhormat
di dunia maupun di akhirat kelak.
Hal itu selaras dengan sabda Rasulullah saw, “Penghafal
Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Qur’an akan
berkata, ‘Wahai Tuhanku pakaikanlah pakaian untuknya,’ Kemudian orang
itu dipakaikan mahkota karomah (kehormatan) Al-Qur’an kembali meminta,
‘Wahai Tuhanku tambahkanlah,’ Lalu orang itu dipakaikan jubah karomah.
Kemudian Al-Qur’an memohon lagi, ‘Wahai Tuhanku, ridailah dia,’ Allah
swt pun meridlaiya. Dan diperintahkan kepada orang itu, ‘Bacalah dan
teruslah naiki (derajat-derajat surga). Allah swt menambahkan dari
setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Baihaqi)
Balasan Allah di akhirat bukan hanya bagi
penghafal Al-Qur’an, namun juga bagi kedua orang tuanya, dan ia dapat
memberikan sinarnya itu kepadanya dengan berkah Al-Qur’an.
Dari Buraidah, Rasulullah saw bersabda, “Siapa
yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka
dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahanya seperti cahaya
matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang
tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami
dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak
kalian untuk mempelajari Al-Qur’an.” (HR Abu Daud)
Kedua orang tua itu mendapatkan kemuliaan
karena mengarahkan anaknya untuk menghafal dan mempelajari Al-Qur’an
sejak kecil. Mendidik anak agar mencintai Al-Qur’an berarti upaya
mengantarkan mereka meraih gerbang kesuksesan hidup, baik di dunia
maupun di akhirat.
tetap semangat y kak Murniati https://www.facebook.com/Putri.bamasri?ref=ts&fref=ts...:)
tetap semangat y kak Murniati https://www.facebook.com/Putri.bamasri?ref=ts&fref=ts...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar